Semangat blogging rasanya kembali lagi setelah kurang lebih 3 tahun vakum dari dunia blog, haha. Semoga tulisan ini bisa sampai ke seluruh penjuru negeri ini :)
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Telinga rasanya sakit, dada terasa sesak, dan mulut seakan menggeram kalau dengar anak-anak SMA ingin masuk jurusan A atau jurusan B di Universitas C karena prospek yang bagus, yang nanti kalau kerja gajinya tinggi, masa depan cerah lah, bakal punya rumah mewah lah, biar bisa dianggap kerenlah atau alasan klasik lain.
Okelah diterima alasannya kalau orientasi setelah kuliah itu agar bisa kerja biar bisa cari duit yang banyak, tapi apa kuliah cuman buat cari duit ?
Contoh yang paling lazim, anak-anak zaman sekarang terkesan ambisius untuk menjadi seorang Dokter, bahkan jika tidak diterima di FK mereka rela ikut program bimbel khusus alumni, atau bimbel dengan orientasi masuk FK dengan bayaran yang berjuta-juta, dan hampir di semua PTN di Indonesia, jurusan yang paling diminati adalah Kedokteran.
Jika memang tujuannya benar-benar inign berkontribusi buat bangsa, buat daerah, buat orang banyak, ya oke saja. Namun faktanya, saat ini masih banyak dokter-dokter yang tidak mau disebar ke daerah-daerah pelosok, mereka lebih memilih untuk kerja di Kota, entah karena alasan gaji atau apa. Padahal dokter-dokter ini sangat dibutuhkan di daerah daerah pelosok yang akses dan sarana prasananya masih minim.
Seorang mahasiswa FK Universitas Maranatha pernah bercerita bahwa ayahnya yang merupakan dokter yang bertugas di daerah terpencil di Jawa Barat kadang merasa kerepotan menangani banyaknya pasien yang ada di daerah tersebut. Bayaran yang mereka berikan kepada ayah dari Mahasiswa ini tidak seberapa, wajar saja, penghasilan orang-orang di daerah pelosok tak akan sebanyak mereka yang bekerja di perkotaan, namun bagi Ayah mahasiswa FK ini berapapun yang diberikan pasien kepada saya tak masalah, yang penting niatnya ikhlas menjalani pekerjaan mulia ini. Luar biasa sekali, ternyata sosok dokter seperti ini masih ada.
Sungguh miris, sosok seorang dokter sangat dibutuhkan di daerah-daerah pelosok di negeri ini, namun faktanya di lapangan jumlah dokter yang dibutuhkan di daerah terpencil ini tidak sepadan dengan jumlah dokter yang ada disana.
Contoh di atas hanya salah satu dari sekian kisah nyata yang bisa direnungkan, bahwa kuliah bukan sekedar untuk bisa cari duit setelah lulus nanti, lebih dari itu, kuliah adalah jalan, adalah salah satu jembatan penghubung kita untuk bisa berkontribusi, berguna, dan bermanfaat bagi bangsa.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Buat adik-adikku yang sebentar lagi akan menyandang status mahasiswa, tulisan ini sama sekali tak ada maksud untuk mengubur janin muda mimpi besar kalian untuk masuk jurusan favorit, untuk masuk di jurusan yang "kata orang" di dunia kerja gajinya bisa selangit, untuk masuk di jurusan yang "kata orang" keren, yang "kata orang" punya masa depan cerah, atau apapun "kata orang".
Tulisan ini dibuat dengan harapan adik-adik calon mahasiswa yang nantinya akan menjadi orang-orang hebat di zamannya bisa menentukan pilihannya dengan bijak, jika memang punya alasan kuat untuk memilih jurusan 'impian' maka pertahankan niat itu, namun jika alasan memilih jurusan 'impian' itu hanya karena hasrat pribadi sebaiknya niatnya di luruskan lagi, lebih baik memilih jurusan yang kata orang gajinya kalau dibandingkan dengan jurusan 'impian' kalian bagaikan jarak Matahari dan Bintang Alpha Centauri, yang walau "katanya" jaraknya dekat tapi tetap saja jauh, seperti misalnya gaji seorang guru dibandingkan dengan gaji seorang direktur yang mungkin sama-sama memiliki nominal gaji dengan angka pertama 4, namun bisa punya selisih 2 sampai 3 angka nol dibelakangnya, bisa dibayangkan kan? Ya yang penting jurusannya tetap sesuai passion, sesuai hati nurani, bukan hasrat pribadi :)
Yang pasti, kuliah bukan untuk diri kalian sendiri, bukan hanya untuk membangun kehidupan "ideal" bersama keluarga kalian kelak, bukan untuk punya rumah mewah di mana-mana, bukan pula untuk membawa prestise dari gelar sarjana jurusan A yang "kata orang" kece, kuliah untuk bangsa, kawan !
Esensi dari tujuan kuliah tidak lain agar bisa jadi "orang", agar bisa jadi manusia yang mandiri, lebih jauh lagi agar bisa memberi kontribusi kepada negara ini, agar bisa membenahi negeri yang saat ini berada di titik ambang keboborokan, agar ketika menjadi direktur, CEO, manajer, pejabat atau bahkan petinggi negara nantinya bisa menjaga amanah, agar tak termakan bisikan hasrat pribadi untuk memperkaya diri sendiri, bahkan sekalipun tak punya jabatan setidaknya kita masih bisa menebar manfaat kepada orang lain, serta agar agar yang lain :)
Dan terakhir, 'saat ini' saya juga hanya seorang mahasiswa biasa, saya belum bisa memberi kontribusi yang besar kepada bangsa ini, dan yang perlu diperhatikan, dengan saya menulis tulisan ini bukan berarti saya sudah sempurna, bukan berarti niat saya telah lurus mulus, namun melalui tulisan ini setidaknya saya bisa menegur diri saya sendiri. Yuk calon-calon Mahasiswa, calon-calon "orang hebat" masa depan, semangatnya jangan sampai luntur, niatnya jangan sampai belok sana sini :D
Bonus Semangat :
Catatan Akhir Tahun
Bandung, 22 Desember 2013
Agung Cahyadi
Calon Menteri BUMN Indonesia
»» Read More...
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Jurusan berprospek bagus, masa depan cerah ?
Telinga rasanya sakit, dada terasa sesak, dan mulut seakan menggeram kalau dengar anak-anak SMA ingin masuk jurusan A atau jurusan B di Universitas C karena prospek yang bagus, yang nanti kalau kerja gajinya tinggi, masa depan cerah lah, bakal punya rumah mewah lah, biar bisa dianggap kerenlah atau alasan klasik lain.
Okelah diterima alasannya kalau orientasi setelah kuliah itu agar bisa kerja biar bisa cari duit yang banyak, tapi apa kuliah cuman buat cari duit ?
Contoh yang paling lazim, anak-anak zaman sekarang terkesan ambisius untuk menjadi seorang Dokter, bahkan jika tidak diterima di FK mereka rela ikut program bimbel khusus alumni, atau bimbel dengan orientasi masuk FK dengan bayaran yang berjuta-juta, dan hampir di semua PTN di Indonesia, jurusan yang paling diminati adalah Kedokteran.
Jika memang tujuannya benar-benar inign berkontribusi buat bangsa, buat daerah, buat orang banyak, ya oke saja. Namun faktanya, saat ini masih banyak dokter-dokter yang tidak mau disebar ke daerah-daerah pelosok, mereka lebih memilih untuk kerja di Kota, entah karena alasan gaji atau apa. Padahal dokter-dokter ini sangat dibutuhkan di daerah daerah pelosok yang akses dan sarana prasananya masih minim.
Seorang mahasiswa FK Universitas Maranatha pernah bercerita bahwa ayahnya yang merupakan dokter yang bertugas di daerah terpencil di Jawa Barat kadang merasa kerepotan menangani banyaknya pasien yang ada di daerah tersebut. Bayaran yang mereka berikan kepada ayah dari Mahasiswa ini tidak seberapa, wajar saja, penghasilan orang-orang di daerah pelosok tak akan sebanyak mereka yang bekerja di perkotaan, namun bagi Ayah mahasiswa FK ini berapapun yang diberikan pasien kepada saya tak masalah, yang penting niatnya ikhlas menjalani pekerjaan mulia ini. Luar biasa sekali, ternyata sosok dokter seperti ini masih ada.
Sungguh miris, sosok seorang dokter sangat dibutuhkan di daerah-daerah pelosok di negeri ini, namun faktanya di lapangan jumlah dokter yang dibutuhkan di daerah terpencil ini tidak sepadan dengan jumlah dokter yang ada disana.
Contoh di atas hanya salah satu dari sekian kisah nyata yang bisa direnungkan, bahwa kuliah bukan sekedar untuk bisa cari duit setelah lulus nanti, lebih dari itu, kuliah adalah jalan, adalah salah satu jembatan penghubung kita untuk bisa berkontribusi, berguna, dan bermanfaat bagi bangsa.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Buat adik-adikku yang sebentar lagi akan menyandang status mahasiswa, tulisan ini sama sekali tak ada maksud untuk mengubur janin muda mimpi besar kalian untuk masuk jurusan favorit, untuk masuk di jurusan yang "kata orang" di dunia kerja gajinya bisa selangit, untuk masuk di jurusan yang "kata orang" keren, yang "kata orang" punya masa depan cerah, atau apapun "kata orang".
Tulisan ini dibuat dengan harapan adik-adik calon mahasiswa yang nantinya akan menjadi orang-orang hebat di zamannya bisa menentukan pilihannya dengan bijak, jika memang punya alasan kuat untuk memilih jurusan 'impian' maka pertahankan niat itu, namun jika alasan memilih jurusan 'impian' itu hanya karena hasrat pribadi sebaiknya niatnya di luruskan lagi, lebih baik memilih jurusan yang kata orang gajinya kalau dibandingkan dengan jurusan 'impian' kalian bagaikan jarak Matahari dan Bintang Alpha Centauri, yang walau "katanya" jaraknya dekat tapi tetap saja jauh, seperti misalnya gaji seorang guru dibandingkan dengan gaji seorang direktur yang mungkin sama-sama memiliki nominal gaji dengan angka pertama 4, namun bisa punya selisih 2 sampai 3 angka nol dibelakangnya, bisa dibayangkan kan? Ya yang penting jurusannya tetap sesuai passion, sesuai hati nurani, bukan hasrat pribadi :)
Yang pasti, kuliah bukan untuk diri kalian sendiri, bukan hanya untuk membangun kehidupan "ideal" bersama keluarga kalian kelak, bukan untuk punya rumah mewah di mana-mana, bukan pula untuk membawa prestise dari gelar sarjana jurusan A yang "kata orang" kece, kuliah untuk bangsa, kawan !
Esensi dari tujuan kuliah tidak lain agar bisa jadi "orang", agar bisa jadi manusia yang mandiri, lebih jauh lagi agar bisa memberi kontribusi kepada negara ini, agar bisa membenahi negeri yang saat ini berada di titik ambang keboborokan, agar ketika menjadi direktur, CEO, manajer, pejabat atau bahkan petinggi negara nantinya bisa menjaga amanah, agar tak termakan bisikan hasrat pribadi untuk memperkaya diri sendiri, bahkan sekalipun tak punya jabatan setidaknya kita masih bisa menebar manfaat kepada orang lain, serta agar agar yang lain :)
Dan terakhir, 'saat ini' saya juga hanya seorang mahasiswa biasa, saya belum bisa memberi kontribusi yang besar kepada bangsa ini, dan yang perlu diperhatikan, dengan saya menulis tulisan ini bukan berarti saya sudah sempurna, bukan berarti niat saya telah lurus mulus, namun melalui tulisan ini setidaknya saya bisa menegur diri saya sendiri. Yuk calon-calon Mahasiswa, calon-calon "orang hebat" masa depan, semangatnya jangan sampai luntur, niatnya jangan sampai belok sana sini :D
Bonus Semangat :
"Selama mimpi masih terbayang, selama itu harapan akan terus membentang."Tetap semangat, bulatkan tekad, luruskan niat ! :D
Catatan Akhir Tahun
Bandung, 22 Desember 2013
Agung Cahyadi
Calon Menteri BUMN Indonesia